AKU MENCINTAI DENGAN CARA YANG BERBEDA
Nadia terseyum riang setelah
membaca SMS dari Gina yang menyatakan dirinya hampir sampai diarea perlombaan.
Ya, memang hanya Gina yang masih berhubungan baik dengan Nadia. Meski usianya
yang jauh lebih tua dia selalu bilang, “Tidak mau kalah sama yang muda-muda.”
Disebabkan itu jugalah kenapa gaya berpakaiannya heboh dan melebihi yang masih
muda termasuk juga Nadia. Padahal Nadia notabennya sangat fhasionable. Dibilang
kalah gaul memang tidak, karena Nadia lebih memilih untuk tetep mempertahankan
karakternya. Dia lebih nyaman berada disebalik kerudung. Dan menentang apapun
yang dianggapnya tidak baik. Nadia hanya kalah mini dibanding dengan
teman-temannya. Ya Gina dan teman sepermainannya yang lain selalu berpakaian
mini. Yang terkadang membuat Nadia risih berjalan mereka.
Sesaat HP-nya berdering
Nadia sengaja tidak menjawabnya, karena dia tau bahwa Gina sudah sampai. Dengan
gesit Nadia bergegas membuka pintu dan dilihatnya Gina yang sedang berjalan
kearahnya diikuti Sarah dan Harris dari belakang. Nadia mengucek matanya untuk
memastikan bahwa dirinya sedang tidak bermimpi. Dia tidak menyangka teman yang
belakangan ini mengasingkan diri darinya kini hadir dihari pentingnya itu.
“Sarah? Harris?” Gumamnya
dalam hati.
“Hai neng!” Sapa Gina.
“Assalamu’alaikum kak!”
Nadia memberi salam lalu menyambut tangan Gina dan menciumnya.
Setelah menjawab salam dan
cipika-cipiki Gina asik menceritakan perjalanannya yang nyasar untuk menuju
area perlombaan tersebut. Nadia hanya tersenyum setengah ketawa dan mengelus
bahu Gina.
“Aku dianggurin nih?” Ucap
Sarah.
“Hei, bagaimana kabarmu?”
Jawab Nadia menyalaminya.
Spontan Sarah memeluk Nadia
lalu memujinya cantik dengan gamis dan kerudung yang dipakainya. Nadia
tersenyum dan mengucapkan terima kasih. Harris tersenyum lalu menyalami Nadia.
Entah berapa lama Nadia tidak bertemu dengan Sarah dan Harris. Rasanya memang
sedikit kagok seperti menyambut kedatangan orang asing. Karena selama inipun
mereka yang seperti sengaja mengasingkan diri. Meski sebenarnya tidak dapat
dipungkiri bahwa mereka semua selalu dekat dihati Nadia. Mereka selalu menjadi
bait khusus didalam setiap doa yang Nadia panjatkan. Namun apa mereka tau? Ah,
mereka tidak perlu tau!
Entah kedatangan mereka
memang untuk memberi dukungan atau tidak namun bagi Nadia kedatangan mereka
sangat berarti. Begitu acara selesai Gina mengajak Nadia untuk jalan-jalan
barsama Sarah juga Harris. Nadia merasa sangat bahagia saat itu. Berada
diantara temen-teman yang sangat disayanginya. Walaupun mungkin mereka tidak
tahu akan hal itu.
Sarah memang tidak banyak
berubah, style nya masih seperti dulu, dengan dress pendeknya. Dan melakukan
hal diluar the right line.
“Aku mau makan sup itu
saja.” Ucapnya ketika semua sedang kebingungan mau makan apa.
Di food centre memang jarang
sekali penjual makanan yang menjual makanan halal. Nadia tau betul tempat itu.
Hanya ada satu penjual yang menjual makanan halal. Nadia memberi tau kepada
teman-temannya untuk tidak membeli makanan kecuali di tempat yang berlabel
halal. Sambil menunjuk tempat satu-satunya yang menjual makanan halal, Nadia
menjelaskan.
“Apa Cuma itu saja yang
mereka jual?” Tanya Gina.
“Iya, paling tidak itu
halal. Atau mau makan ditempat lain saja?” Nadia mencoba memberi jalan keluar
yang baik.
Namun Sarah tetap ingin
makan sup seperti yang dia inginkan. Nadia tidak habis pikir. Dan diapun
terdiam mendengar semua keinginan Sarah. Ingin sekali menegurnya namun Nadia
tidak ingin kejadian itu terulang lagi. Kebiasaannya menegur dan
mengingatkanlah yang membuat teman-temannya itu mengasingkan diri. Alias
menjauh. Tapi jika aku hanya diam apakah aku patut disebut seorang teman? Ya
Allah, jangan Engkau biarkan aku menjadi saksi mereka orang-orang yang
kusayangi melakukan dosa. Entah apakah Engkau sudi mengampuni dosa yang selama
ini kami lakukan jika kini hal yang kami tau ketidakbenarannya saja masih saja
ingin kami lakukan. Beri aku petunjukmu untuk mencegah hal ini terjadi Ya
Allah. Jika benar Engkau tidak akan menerima amal seorang hamba yang memakan
makanan atau minuman yang tidak halal selama 40 hari. Bagaimana jika sebelum 40
hari itu berakhir lalu ajal kami menjemput? Nadia gelisah tidak menetu. Ingin
sekali rasanya mencegah supaya Sarah tidak memankan barang haram itu. Namun dia
enggan menggunakan cara lama yang strick forward, Karena mungkin hal itu akan
membuat mereka menjauh lagi. Namun aku seperti ditertawakan syaitan jika hanya
diam. Berilah aku cara Ya Allah. Untuk tetap menjaga hati mereka supaya tidak
tersinggug tapi sekaligus mencegah mereka.
Sarah dan Harris sudah
berjalan untuk memesan makanan yang tidak halal itu. Nadia pun semakin resah.
Dia tetap tidak ingin hal itu terjadi.
“Emm.. kak, bagaimana kalau
kita makan di KFC saja?” Tanya Nadia spontan kepada Gina.
“Ahaa! Good idea. Bentar ya
kakak panggil mereka dulu.” Jawab Gina menyetujui.
Nadia tersenyum lega ketika
Sarah dan Haris kembali ketempat duduknya. Hatinya tak henti bersyukur. Entah
apa yang membuatnya mempunyai ide seperti itu. Mungkin saja Allah telah
mendengar doanya.
Mereka berjalan menuruni
tangga di dalam Mall itu menuju KFC. “Seandainya kalian tau bahwa aku sangat
menyayangi kalian semua. Mungkin kalian tidak akan menjauhi aku ketika aku
menegur dan mengingatkan kalian. Karena itu adalah caraku menyayangi kalian
supaya kita mendapat keberkahan dari Allah.” Ucap Nadia dalam hati.
-WinduMadness-
-WinduMadness-
Comments
Post a Comment