BUKAN SEMBARANG JUTEK BAG 1
"Beneran kamu nggak mau ikut, Zam?" Tanya salah satu temannya.
"Kalian saja yang pergi, aku nggak."
"Terus kamu mau kemana sekarang?" Sahut temannya yang lain.
"Yang penting nanti kalian pulang dan kita ketemu di Asrama, ok?"
Merekapun meninggalkan Azam sendirian. Jenuh, hari libur selalu sendirian. Itu sudah menjadi pilihan, karena jika tidak maka dia akan terjerumus ke dalam kemaksiatan. Ya, karena teman-temannya lebih suka menghabiskan hari libur untuk bersenang-senang di tempat karouke atau bar. Setelah sholat zduhur Azam memutuskan untuk pergi ke Toko buku.
-WinduMadness-
"Kalian saja yang pergi, aku nggak."
"Terus kamu mau kemana sekarang?" Sahut temannya yang lain.
"Yang penting nanti kalian pulang dan kita ketemu di Asrama, ok?"
Merekapun meninggalkan Azam sendirian. Jenuh, hari libur selalu sendirian. Itu sudah menjadi pilihan, karena jika tidak maka dia akan terjerumus ke dalam kemaksiatan. Ya, karena teman-temannya lebih suka menghabiskan hari libur untuk bersenang-senang di tempat karouke atau bar. Setelah sholat zduhur Azam memutuskan untuk pergi ke Toko buku.
Terlihat ramai sepanjang jalan, tidak lain karena hari ini hari libur. Sudah 15menit Azam menunggu bus dengan nomor 76. Berkali-kali dia melihat jam dipergelangan tangannya. "Hmmm.." dengusnya.
"InsyaAllah nanti aku kabarin kalau sudah dapat, ya? Ok, wa'alaikum salam." Aisyah mengakhiri obrolannya ditelepon.
Belum sempat menyimpan HP-nya bus dengan nomor 76 yang ingin ditumpangipun datang. Aisyah segera mengeluarkan bus card. Seperti biasa Aisyah memilih untuk berdiri meski masih banyak tempat duduk yang terlihat kosong. Ting..tong.. Aisyah menekan tombol stop karena ingin turun. Setelah mengetapkan bus card nya Aisyah turun dengan matanya melirik heran, karena merasa diperhatikan sedari tadi semenjak di dalam bus oleh lelaki yang tidak dikenalnya. Aisyah memasuki mall dimana toko buku itu berada. Perasaannya sebal karena melihat lelaki itu seperti mengikutinya.
"Bisa nggak sih, kalau mas nggak ngikutin saya?!" Seru Aisyah kepada lelaki itu.
"Ngikutin mbak? Siapa juga yang ngikutin mbak? Pede amat sih, Amat aja nggak pede!" Jawab lelaki itu tak kalah ketus. Lalu pergi mendahului Aisyah.
Aisyah mengerutkan dahinya lalau berjalan menuju toilet dulu sebelum menuju toko buku.
Setelah mendapatkan buku yang dipesan oleh temannya, Aisyah menelusuri barisan buku islami. La-Tahzan. Sejurus saja melihat tulisan itu Aisyah berniat mengambilnya, terlihat tangan lain yang ingin juga menyambar buku itu. Pandangan mereka beradu seketika, merekapun melepas buku tersebut. Aisyah membalikan badan lalu berjalan meninggalkan lelaki itu. "Tadi katanya nggak ngikutin, kenapa sekarang dia juga ada disini?" Gerutu Aisyah.
Setelah membayar semua buku yang dibelinya, Azam menuju café untuk membeli kopi.
"Having here?" Tanya pelayan café.
"Having here?" Tanya pelayan café.
"No.." jawab Azam singkat.
Azam duduk di Taman berdekatan dengan mall menikmati kopi yang baru saja dibelinya. Dia memang lebih suka menikmati kopi di tempat terbuka ketimbang duduk di dalam café.
"Buku pesenan kamu udah dapet say, tapi..emm..sayang aku harus melepaskan buku itu. Iya, tadi itu ada buku yang kucari-cari selama ini. Tapi...ya sudahlah, lupakan saja. Nanti saja kalau ketemu aku ceritakan. Ok..ok..wa'alaikum salam."
Mendengar obrolan perempuan yang duduk dibelakangnya Azam menoleh untuk memastikan bahwa perempuan itu yang tadi mengira dirinya mengikutinya.
"Nih!" Azam menyodorkan buku La-Tahzan yang tadi kepada perempuan aneh itu.
Aisyah menoleh kepada sosok tersebut tanpa berkata apa-apa. Dahinya mulai mengerut keheranan.
"Buku yang tadi kamu mau ambil." Ucap Azam.
Aisyah masih diam terpaku.
"Hellooo.." Azam melambaikan tangannya tepat dihadapan wajah Aisyah yang masih bengong.
"Nggak..nggak usah." ucap Aisyah yang terbangun dari bengongnya lalu melangkah meninngalkan Azam.
"Wait! Kamu bakalan nyesel kalau nggak mau ngambil buku ini." seru Azam.
Aisyah yang baru sekitar tiga langkah berjalan sontak berhenti, dia menoleh lalu didekatinya lelaki yang menurutnya aneh itu.
"Tadi katanya nggak ngikutin saya, kan? Jadi please leave me alone!" ucap Aisyah.
"Gini ya mbak, saya tadi pas keluar dari rumah memang niatnya mau ke toko buku. Jadi kalau kita nunggu bus di halte yang sama, turun juga ditempat yang sama, dan menuju tempat yang sama itu mungkin kebetulan saja. Jadi mbak itu nggak usah kepedean. Sekarang mau ngambil bukunya ngak?" Jawab Azam menjelaskan.
"Kebetulan mas bilang? Bahkan sampai di taman inipun kebetulan gitu?" ketus Aisyah.
"Loh, ya bisa jadi. Rencana Allah itu misteri, mbak. Orang tadi saya niatnya mau meminum kopi ini disini kok." Sambil memperlihatkan cup yang ada digenggamannya.
"A..."
"Sssttt...udah udah.. mbak ngak perlu marah-marah begini. Kalau memang mbak nggak suka melihat saya, sekarang juga saya pergi dari sini, ok. Dan ini tolong diambil dari pada nanti menyesal." Azam memotong bahkan tidak memberi kesempatan kepada Aisyah untuk bicara. Setelah meletakan buku itu dibangku Azam pun pergi meninggalkan Aisyah.
Bersambung..
-WinduMadness-
Comments
Post a Comment