BUKAN SEMBARANG JUTEK -END
Sontak Aisyah pun menutup bukunya yang hampir jatuh karena kaget. Dia berlari ke kamar dan melihat Mela yang terus teriak histeris memanggil namanya. Aisyah menggoyang-goyangkan badan Mela mencoba menbangunkan nya.
"Mel..Mel...bangun! Aku di sini, kamu kenapa?"
Tidak lama kemudian Mela pun bangun, badannya penuh dengan peluh. Matanya terbelalak seperti syok melihat sahabatnya itu berada di hadapannya. Wajah Aisyah pun diraba perlahan olehnya,
"Cha! Ini beneran kamu?"
"Iii...ii..iya, ini aku. Kamu kenapa?" jawab Aisyah terbata-bata sekaligus heran.
Mela memeluk Aisyah dengan erat. Dalam hati ia bersyukur karena kejadian yang mengerikan itu hanya mimpi buruk belaka. Aisyah semakin heran dengan tingkah Mela yang histeris. Dia mencoba melepas pelukan sahabatnya dan beranjak pergi ke dapur. Tidak lama kemudian Aisyah kembali dengan membawa segelas air putih untuk Mela. Tidak sampai 30 detik gelaspun kosong. Mela terlihat sangat kehausan seperti baru saja melakukan perjalanan di padang pasir.
"Kamu mimpi buruk?" tanya Aisyah kepada Mela.
"Hu'um.." jawab Mela sembari menggukan kepalanya.
"Mimpi apa sampai histeris gitu?
Setelah menceritakan mimpi yang dialaminya, Mela memeluk Aisyah seperti benar-benar tidak mau kehilangan sahabatnya. Aisyah hanya tersenyum dan mengelus kepala Mela.
"Makanya lain kali kalau mau tidur nunggu Isya' dulu!" ucap Aisyah.
Ia pun bangkit dari tempat duduknya dan berlalu meninggalkan Mela. Dengan meng'ehemkan ucapan sahabatnya Mela turut bangkit dan membututi Aisyah keluar dari kamar. Aisyah melanjutkan membaca buku yang baru dipinjamnya tadi sore. Melihat judul buku yang dibaca sahabatnya, "La-Tahzan; Jangan Bersedih" membutang biji mata Mela seperti hampir mau keluar. Dan spontan merebutnya dari tangan Aisyah. Sontak Aisyah pun kaget.
"Apaan sih, Mel!?" bentak Aisyah.
"Kapan kamu beli buku ini?" tanya Mela kepada Aisyah.
"Hmm..itu dapet minjem dari temen," jawab Aisyah datar.
"Temen cowok?" dengan nada sangat penasaran Mela masih bertanya.
"Sejak kapan aku punya temen cowok, Mel? Itu minjem dari temen kursus. Puas?! Makanya kalau mau tidur baca doa dulu biar mimpinya indah. Noh..udah Adzan, Isya'an dulu monggo!"
Sambil berjalan meninggalkan Mela yang masih tercengang Aisyah mematikan radio yang sedari tadi berisik sendiri. Melihat sahabatnya yang masih duduk di sofa memandang buku sembari menggaruk-garuk kepalanya. Aisyah melempar bantal ke arahnya, Mela kaget bukan kepalang terpekik mengejar Aisyah yang tertawa terbahak-bahak sambil berlari ke lantai atas rumah kontarkan mereka.
"Aisyahhhhhhhhh!!!"
TAMAT
-WinduMadness-
"Mel..Mel...bangun! Aku di sini, kamu kenapa?"
Tidak lama kemudian Mela pun bangun, badannya penuh dengan peluh. Matanya terbelalak seperti syok melihat sahabatnya itu berada di hadapannya. Wajah Aisyah pun diraba perlahan olehnya,
"Cha! Ini beneran kamu?"
"Iii...ii..iya, ini aku. Kamu kenapa?" jawab Aisyah terbata-bata sekaligus heran.
Mela memeluk Aisyah dengan erat. Dalam hati ia bersyukur karena kejadian yang mengerikan itu hanya mimpi buruk belaka. Aisyah semakin heran dengan tingkah Mela yang histeris. Dia mencoba melepas pelukan sahabatnya dan beranjak pergi ke dapur. Tidak lama kemudian Aisyah kembali dengan membawa segelas air putih untuk Mela. Tidak sampai 30 detik gelaspun kosong. Mela terlihat sangat kehausan seperti baru saja melakukan perjalanan di padang pasir.
"Kamu mimpi buruk?" tanya Aisyah kepada Mela.
"Hu'um.." jawab Mela sembari menggukan kepalanya.
"Mimpi apa sampai histeris gitu?
Setelah menceritakan mimpi yang dialaminya, Mela memeluk Aisyah seperti benar-benar tidak mau kehilangan sahabatnya. Aisyah hanya tersenyum dan mengelus kepala Mela.
"Makanya lain kali kalau mau tidur nunggu Isya' dulu!" ucap Aisyah.
Ia pun bangkit dari tempat duduknya dan berlalu meninggalkan Mela. Dengan meng'ehemkan ucapan sahabatnya Mela turut bangkit dan membututi Aisyah keluar dari kamar. Aisyah melanjutkan membaca buku yang baru dipinjamnya tadi sore. Melihat judul buku yang dibaca sahabatnya, "La-Tahzan; Jangan Bersedih" membutang biji mata Mela seperti hampir mau keluar. Dan spontan merebutnya dari tangan Aisyah. Sontak Aisyah pun kaget.
"Apaan sih, Mel!?" bentak Aisyah.
"Kapan kamu beli buku ini?" tanya Mela kepada Aisyah.
"Hmm..itu dapet minjem dari temen," jawab Aisyah datar.
"Temen cowok?" dengan nada sangat penasaran Mela masih bertanya.
"Sejak kapan aku punya temen cowok, Mel? Itu minjem dari temen kursus. Puas?! Makanya kalau mau tidur baca doa dulu biar mimpinya indah. Noh..udah Adzan, Isya'an dulu monggo!"
Sambil berjalan meninggalkan Mela yang masih tercengang Aisyah mematikan radio yang sedari tadi berisik sendiri. Melihat sahabatnya yang masih duduk di sofa memandang buku sembari menggaruk-garuk kepalanya. Aisyah melempar bantal ke arahnya, Mela kaget bukan kepalang terpekik mengejar Aisyah yang tertawa terbahak-bahak sambil berlari ke lantai atas rumah kontarkan mereka.
"Aisyahhhhhhhhh!!!"
TAMAT
-WinduMadness-
membangunkan bukan menbangunkan,
ReplyDeletehisteris bukan hysteria,
30 detik bukan 30detik,
mengiyakan bukan meng'ehemkan,
Perhatikan juga penggunaan tanda baca, Nduk ... terutama penulisan huruf setelah tanda petik tutup ( ... "), harusnya diawali pake huruf kecil kecuali itu nama orang, tempat dsb, yang mengharuskan pake kapital.
Overall ceritanya bagus, Keep writing, NduK! ^_^
Thanks koreksinya, dude! :D
DeleteTapi bukannya kalo setelah tanda (..'') itu tanda baca(!/?/.) harus dimulai pake huruf besar ya? kecuali kalo tanda koma.
DeleteContoh: "Kamu mimpi buruk?" Tanya Aisyah kepada Mela.
Atau gini, "Kamu mimpi buruk?" tanya Aisyah kepada Mela.
pernah nanya soal itu sama temen soalnya :D
yang kedua yg bener, kecuali kalo langsung diikuti ama nama Orang. Misal,
Delete"Kamu mimpi buruk?" Aisyah bertanya kepada Mela.