PENGAGUM
Pagi yang dingin setelah semalaman hujan. Rasanya enggan membuka mata. Tetapi subuh sudah menunggu, "Keburu siang!" Serunya.
Hari ini ada kelas terakhir sebelum ujian jadi aku harus pergi ke sekolah. Setelah menyetrika baju yang akan kupakai, aku memoles tipis wajahku dengan bedak.
"Have a good day, Fa!" Ucapku pada diri di depan cermin.
Kuraih headphone yang tergantung dekat jendela lalu kupasang di telinga untuk mendengarkan lagu yang kuputar dari MP3. Sudah pukul 9:00 tapi aku baru mau keluar meninggalkan rumah. Padahal kelasku sudah mulai setengah jam yang lalu. Kelas dimulai lebih awal semenjak ada perubahan jadwal. Bagiku jam 8:30 terlalu pagi. Dan aku sangat benci meninggalkan kasurku terlalu pagi. Ketika perubahan jadwal dirubah aku masih berusaha untuk rajin, datang tepat waktu. Tapi lama kelamaan sepertinya aku lelah sendiri. Bagaimana tidak, setelah seminggu berkutat dengan pekerjaan tentu aku ingin beristirahat di hari libur. Terlebih lagi hari sabtuku yang luar biasa double sibuk . Dan minggu pagi harus pergi terlalu awal. Tapi ya apa boleh buat? Itulah perjuangan.
Untuk ke sekolah aku harus menaiki bus. Dan aku harus berjalan kaki kurang lebih 20 menit untuk sampai ke Halte. Hmmm...
Sedang asik mengotak-atik HP sebuah mobil berwarna biru mendekatiku. Aku tidak menghiraukannya sampai pada akhirnya empu si pemilik mobil itu memanggiku. Aku berhenti lalu kudoangakan kepala dari terus melihat layar HP.
"Yes?" Tanyaku.
"Good morning! Apakah kamu keberatan jika aku mau mengantarmu?"
Mengantarku? Aku terbelengu tanda tanya. Memang sepertinya aku kenal dengan orang itu, tapi siapa?
Aku menolaknya dengan baik, dia tidak menyerah untuk terus memintaku menerima tawarannya.
"Pleaseee.." Dia memohon.
Kulirik jam tangan di pergelangan tanganku. Sudah terlalu telat. Gini-gini aku mantan ketua kelas. Disiplin seharusnya kuterapkan. Aku memandang wajahnya yang masih dengan tampang memohon.
"Fine!" Jawabku.
Aku memasuki mobilnya sembari kulemparkan senyum keraguan. Di dalam mobil aku mencoba membuka obrolan dengannya. Ah, gara-gara kesiangan aku jadi menerima tawaran orang asing ini. Apa memang sudah Tuhan rencanakan? Supaya aku kesiangan? Aduh ngomong apa sih aku ini.
"Lampu merah belok kanan ya!" Pintaku kepadanya.
"Oke.." Jawabnya singkat.
"Sepertinya aku pernah melihatmu, apa kamu pernah melihatku sebelumnya?"
"Sering.."
Aku mengerutkan dahi, mencoba mengingat siapakah gerangan. Dia menunjukan buku note kecilnya, aku diam seketika. Ada perasaan kaget di dalam. Bagaimana mungkin aku tidak sadar ada yang memerhatikanku selama ini?
Dia menulis nomer rumahku dan setiap tanggal dan jam ketika dia melihatku. Mungkin saja dia sengaja merancang semua ini? Tapi hanya orang yang kurang kerjaan saja yang merancang hal gila sebegitu. Dan dia?
"Tapi kenapa?" Tanyaku kemudian.
"Mungkin kamu tidak percaya ini tapi jujur, aku mengagumimu."
"Stop! Itu sekolahanku, aku sudah sangat telat." Ucapku kepadanya dengan sangat gugup karena kaget dengan pengakuannya.
"Terima kasih sudah mengantarku, sampai bertemu dilain waktu." Lanjutku.
Satpam sekolah menyambutku dengan senyuman ketika aku memasuki gerbang. Aku membalas senyumnya dengan ucapan selamat pagi. Tanpa menghiraukan entah orang itu masih memerhatikan langkahku atau tidak dari dalam mobil. Aku tidak menoleh untuk melihatnya sama sekali. Kupercepat langkahku menuju kelas yang sudah mengahiri jam pertama pelajaran pagi itu.
-WinduMadness-
Hari ini ada kelas terakhir sebelum ujian jadi aku harus pergi ke sekolah. Setelah menyetrika baju yang akan kupakai, aku memoles tipis wajahku dengan bedak.
"Have a good day, Fa!" Ucapku pada diri di depan cermin.
Kuraih headphone yang tergantung dekat jendela lalu kupasang di telinga untuk mendengarkan lagu yang kuputar dari MP3. Sudah pukul 9:00 tapi aku baru mau keluar meninggalkan rumah. Padahal kelasku sudah mulai setengah jam yang lalu. Kelas dimulai lebih awal semenjak ada perubahan jadwal. Bagiku jam 8:30 terlalu pagi. Dan aku sangat benci meninggalkan kasurku terlalu pagi. Ketika perubahan jadwal dirubah aku masih berusaha untuk rajin, datang tepat waktu. Tapi lama kelamaan sepertinya aku lelah sendiri. Bagaimana tidak, setelah seminggu berkutat dengan pekerjaan tentu aku ingin beristirahat di hari libur. Terlebih lagi hari sabtuku yang luar biasa double sibuk . Dan minggu pagi harus pergi terlalu awal. Tapi ya apa boleh buat? Itulah perjuangan.
Untuk ke sekolah aku harus menaiki bus. Dan aku harus berjalan kaki kurang lebih 20 menit untuk sampai ke Halte. Hmmm...
Sedang asik mengotak-atik HP sebuah mobil berwarna biru mendekatiku. Aku tidak menghiraukannya sampai pada akhirnya empu si pemilik mobil itu memanggiku. Aku berhenti lalu kudoangakan kepala dari terus melihat layar HP.
"Yes?" Tanyaku.
"Good morning! Apakah kamu keberatan jika aku mau mengantarmu?"
Mengantarku? Aku terbelengu tanda tanya. Memang sepertinya aku kenal dengan orang itu, tapi siapa?
Aku menolaknya dengan baik, dia tidak menyerah untuk terus memintaku menerima tawarannya.
"Pleaseee.." Dia memohon.
Kulirik jam tangan di pergelangan tanganku. Sudah terlalu telat. Gini-gini aku mantan ketua kelas. Disiplin seharusnya kuterapkan. Aku memandang wajahnya yang masih dengan tampang memohon.
"Fine!" Jawabku.
Aku memasuki mobilnya sembari kulemparkan senyum keraguan. Di dalam mobil aku mencoba membuka obrolan dengannya. Ah, gara-gara kesiangan aku jadi menerima tawaran orang asing ini. Apa memang sudah Tuhan rencanakan? Supaya aku kesiangan? Aduh ngomong apa sih aku ini.
"Lampu merah belok kanan ya!" Pintaku kepadanya.
"Oke.." Jawabnya singkat.
"Sepertinya aku pernah melihatmu, apa kamu pernah melihatku sebelumnya?"
"Sering.."
Aku mengerutkan dahi, mencoba mengingat siapakah gerangan. Dia menunjukan buku note kecilnya, aku diam seketika. Ada perasaan kaget di dalam. Bagaimana mungkin aku tidak sadar ada yang memerhatikanku selama ini?
Dia menulis nomer rumahku dan setiap tanggal dan jam ketika dia melihatku. Mungkin saja dia sengaja merancang semua ini? Tapi hanya orang yang kurang kerjaan saja yang merancang hal gila sebegitu. Dan dia?
"Tapi kenapa?" Tanyaku kemudian.
"Mungkin kamu tidak percaya ini tapi jujur, aku mengagumimu."
"Stop! Itu sekolahanku, aku sudah sangat telat." Ucapku kepadanya dengan sangat gugup karena kaget dengan pengakuannya.
"Terima kasih sudah mengantarku, sampai bertemu dilain waktu." Lanjutku.
Satpam sekolah menyambutku dengan senyuman ketika aku memasuki gerbang. Aku membalas senyumnya dengan ucapan selamat pagi. Tanpa menghiraukan entah orang itu masih memerhatikan langkahku atau tidak dari dalam mobil. Aku tidak menoleh untuk melihatnya sama sekali. Kupercepat langkahku menuju kelas yang sudah mengahiri jam pertama pelajaran pagi itu.
-WinduMadness-
Comments
Post a Comment